Rabu, 11 September 2013

AQIDAH IMAM EMPAT



AQIDAH IMAM ABU HANIFAH

A. Pendapat Imam Abu Hanifah tentang Masalah Tauhid.

Kedua:
Aqidah beliau tentang penetapan sifat-sifat Allah dan bantahan terhadap golongan Jahmiyah.


1.      Imam Abu Hanifah berkata: "Allah tidak disifati dengan sifat-sifat makhluk. Murka dan ridha Allah adalah dua dari sifat-sifat Allah yang tidak dapat diketahui keadaannya. Ini adalah pendapat Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Allah murka dan ridha.
Namun tidak dapat dikatakan, bahwa murka Allah itu adalah siksa-Nya dan ridha Allah itu pahala-Nya.
Kita menyifati Allah sebagaimana Allah menyifati diri-Nya sendiri. Allah adalah Esa, Dzat yang pada-Nya para hamba memohon, tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada satupun yang menyamai-Nya. Allah juga hidup, berkuasa, melihat, dan mengetahui.” Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka yang menyatakan janji setia kepada Rasul. Tangan Allah tidak seperti tangan makhluk-Nya. Wajah Allah tidak seperti wajah-wajah makhluknya.”

(al-Fiqh al-Absath, hal.56)

2.      Imam Abu Hanifah berkata: “Allah juga memiliki tangan, wajah, dan diri seperti disebutkan sendiri oleh Allah dalam Al Qur’an. Maka apa yang disebutkan oleh Allah tentang wajah, tangan, dan diri menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat yang tidak boleh direka-reka bentuknya. Dan juga tidak boleh disebutkan bahwa tangan Allah itu artinya kekuasaan-Nya atau nikmat-Nya, karena hal itu berarti meniadakan sifat-sifat Allah, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh ahli qadar dan golongan Mu’tazilah.”

(al-Fiqh al-Absath, hal.302)

3.      Imam Abu Hanifah juga berkata: “Tidaklah pantas bagi seseorang untuk berbicara tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia menyifati Allah dengan sifat-sifat yang disebutkan oleh Allah sendiri. Ia tidak boleh berbicara tentang Allah dengan pendapatnya sendiri. Maha Suci Allah Rabbul ‘Alamin.

(Syarah al-Aqidah ath-Thahawiyah, II/427, Editor Dr. At Turki, Jala ‘al-‘Ainain, hal.368)

4. Ketika ditanya tentang turunnya Allah, Imam Abu Hanifah menjawab, "Allah itu turun tanpa cara-cara seperti halnya turunnya makhluk."

(Aqidah as-Salaf Ashhab al Hadits, hal.42, Dar as-Salafiyah. Al Baihaqi, al Asma' wa ash shifat, hal.456, Syarh al Aqidah ath Thahawiyah, hal.245. Takhrij al-Albani. al-Qari, Syarh al Fiqh al Akbar, hal.60) 
 
5. Beliau juga berkata: "Dalam berdo'a kepada Allah, kita memanjatkan do'a keatas, bukan kebawah, karena bawah tidak mengandung sifat Rububiyyah dan Uluhiyah sedikit pun."

(al Fiqh al Absath, hal.51)

6. Beliau juga berkata: "Allah itu murka dan ridha. Namun tidak dapat disebutkan bawa murka Allah itu siksa-Nya dan Ridha Allah itu pahala-Nya."

(Ibid, hal.56)
 
7. Beliau juga berkata: "Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya, dan makhluk-Nya juga tidak serupa dengan Allah. Allah itu tetap akan selalu memiliki nama-nama dan sifat-sifat-Nya"

(al Fiqh al Akbar, hal.301)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar