Sabtu, 07 September 2013

Apakah Nabi Khidir/Khodir Masih Hidup??



Sekelompok ulama berpendapat bahwa Khidir masih hidup dan belum mati. Dan terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan hal ini. Keberadaan pendapat belum matinya Nabi Khidir, telah membuka pintu munculnya berbagai khurafat dan kedustaan. Banyak orang yang menyalahgunakan pendapat ini dan mengaku pernah bertemu Nabi Khidir, dan beliau memberikan beberapa nasihat serta menyampaikan berbagai perintah. Kemudian mereka meriwayatkan berbagai cerita aneh tentang Nabi Khidir, dan berbagai berita yang diingkari secara logika yang sehat.

Kemudian, banyak ulama besar muhadditsin (ahli hadis) yang berpendapat lemahnya riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Khidir masih hidup. Di antara ulama hadis yang melemahkan riwayat ini adalah Imam Bukhari, Ibnu Dihyah, Al-Hafidz Ibnu Katsir, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani. Alasan terkuat yang mereka sampaikan untuk membantah pendapat masih hidupnya Nabi Khidir:

Pertama, Tidak ada satu pun hadis yang shahih yang menyatakan Nabi Khidir masih hidup.

Kedua, Andaikan beliau masih hidup, tentu diwajibkan bagi beliau untuk mendatangi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengikuti dakwah beliau, dan membantu dakwah beliau. Karena Allah telah mengambil janji dari para nabi sebelumnya, untuk beriman kepada Muhammad, membantu beliau, jika mereka berjumpa dengan zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah berfirman,

وإذ أخذ الله ميثاق النَّبيين لما آتيتكم من كتابٍ وحكمةٍ ثُمَّ جاءكم رسولٌ مصدقٌ لما معكم لتؤمننَّ به ولتنصرنَّه قال أأقررتم وأخذتم على ذلكم إصري قالوا أقررنا قال فاشهدوا وأنا معكم من الشَّاهدين

(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, akankah kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu“. (QS. Ali Imran: 81)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan, bahwa andaikan Musa masih hidup, tentu beliau akan mengikuti Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:

فَإِنَّهُ لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ، مَا حَلَّ لَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي

Sesungguhnya, andaikan Musa masih hidup di tengah-tengah kalian, tidak halal bagi beliau selain harus mengikutiku.” (HR. Ahmad, 14631)

Ibrahim Al-Harbi pernah bertanya kepada Imam Ahmad, apakah Nabi Khidir dan Nabi Ilyas masih hidup, keduanya masih ada dan melihat kita serta kita bisa mendapatkan riwayat dari mereka berdua. Kemudian Imam Ahmad menjawab:

من أحال على غائب لم ينصف منه، وما ألقى هذا إلا الشيطان

“Siapa yang menekuni masalah ghaib (klenik), dia tidak akan bisa bersikap proporsional dalam masalah ini. Tidak ada yang membisikkan berita ini kecuali setan.”

Imam Bukhari juga pernah ditanya, apakah Nabi Khidir dan Ilyas masih hidup? Beliau menjawab:
Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

لا يبقى على رأس مائة سنة ممن هو على وجه الأرض أحد

“Tidak akan tersisa seorang-pun di muka bumi ini pada seratus tahun yang akan datang.” (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam, 4:337)

Sebagian ulama ahli tahqiq memberikan keterangan yang agak panjang lebar untuk membantah alasan pendukung khurafat terkait Nabi Khidir. Di antaranya adalah Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah (1:326), Muhammad Amin As-Syinqithi, dalam tafsir beliau Adwaul Bayan (4:184). Bahkan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani membuat satu risalah khusus yang berjudul: Az-Zahr An-Nadhr fi Naba-i Al-Khidr, yang dicetak dalam kumpulan risalah mimbariyah (2:195).
Allahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar