هذا يسأل عن أنه يختبر بصور فتوغرافية قبل أن يوفقه الله عز وجل فى الهداية التامة فيسأل عن حكمها.
Ada seorang yang bercerita bahwa dia
dahulu sebelum mendapatkan taufik dari Allah dalam hidayah yang sempurna
pernah mencucicetakkan foto. Dia lantas menanyakan hukum dari foto.
صورة فتوغرافية، هذه المسألة
تعرفون أن أهل العلم قد اختلفوا فى حكمها. ولكن على قول من قال بالجواز فإن
الاحتفاظ بها غير مرغوب فيه وينبغي للمسلم الا يختبر مثل هذه الصور.
Jawaban Syaikh Abdus Salam Barjas,
“
Gambar foto
adalah suatu permasalahan yang kalian ketahui hukumnya diperselisihkan
oleh para ulama. Akan tetapi menurut pendapat ulama yang membolehkan
foto, menyimpan foto bukanlah perbuatan yang dianjurkan sehingga
selayaknya seorang muslim tidak mencuci cetakkan foto.
نعم، أنا ممن يجوز هذه الصور
سواء لحاجة أو لغير حاجة. وذلك لأنه لا يشملها الأدلة في تحريم التصوير.
وإنما الأدلة في تحريم التصوير إنما تشمل التماثيل وما عمل باليد فهذا هو
محل الإجماع بين العلماء رحمهم الله تعالى.
Memang aku adalah diantara yang
membolehkan gambar foto baik karena ada kebutuhan atau pun tanpa ada
kebutuhan karena gambar foto itu tidak tercakup dalam dalil-dalil yang
melarang membuat gambar. Dalil-dalil yang melarang membuat gambar
hanyalah mencakup patung dan lukisan dengan tangan. Terlarangnya membuat
patung dan melukis dengan tangan adalah perkara yang disepakati oleh
para ulama.
وأما هذه الصورفإنها ليست تضاهي
خلق الله وإنما هي نفس الخلق الذي خلقه الله عز وجل ولكن حبس ظله. والنبي-
عليه الصلاة والسلام- عرف المصورين أنهم الذين يضاهئون خلق الله. فمضاهاة
بخلق الله بمعنى أنهم يقلدون صفة خلق الإنسان كما خلقه الله سبحانه وتعالى
إما عن طريق النحت والمجسمة وإما عن طريق اليد.
Sedangkan gambar foto itu tidak
menyaingi ciptaan Allah karena yang ada di foto itu adalah ciptaan Allah
itu sendiri cuman bayang-bayangan ciptaan Allah itu ditahan di lembaran
kertas foto. Makna dari ‘menyaingi ciptaan Allah’ adalah meniru bentuk
dari rupa makhluk hidup sebagaimana yang Allah ciptakan boleh jadi
dengan cara memahat, membuat patung atau pun dengan ketrampilan tangan.
وهذا غير متحقق في مثل هذه الصور. ولكن مع ذلك فإن تركها والابتعاد عنها وعدم اتخاذها مما يرغب فيه ولا أجيبه
Persyaratan ini tidak terpenuhi pada
gambar foto. Meski demikian, meninggalkan, menjauhi perbuatan mengambil
gambar foto atau pun menyimpan foto adalah sesuatu yang dianjurkan akan
tetapi menurutku tidak sampai derajat wajib” [Fatwa Syaikh Abdus Salam
Barjas pada tanggal 17 Juli 2003 di Provinsi Syariqoh Uni Emirat Arab
dalam acara Liqa al Maftuh daurah beliau. Transkip fatwa beliau di atas
bisa disimak pada menit 15:55-17:49].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar