Minggu, 22 September 2013

CIRI-CIRI AHLI BID'AH

Ciri2 ahli bid'ah sangat jelas dan terang, yang paling menonjol diantaranya adalah:

kebencian mereka kepada para pembawa riwayat hadits, merendahkannya, dan
meng
gelarinya dengan: penghafal catatan kaki, orang2 dungu, orang2 tekstual atau musyabihah (orang2 yang menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk).
Mereka meyakini adanya makna bathin dari hadits2 Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga mereka menafsirkan hanya dengan otak mereka yang telah dirusak
oleh syaitan, hati nurani mereka teleh rusak, dan argumentasi dan pemikiran mereka sangat rancu dan berantakan.
Allah berfirman:
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ

Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS: Muhammad Ayat: 23)

Ahmad bin sinan al qoththon berkata: "Di kolong langit ini, tidak seorangpun ahli bid'ah yang tidak membenci ahli hadits, karena ketika orang itu telah berbuat bid'ah maka ia akan kehilangan kemanisan ilmu hadits dalam hatinya".

Abu hatim muhammad bin idris al hanzali ar rozi berkata:
"Ciri2 ahli bid'ah yaitu suka mengolok-olok ahlu atsar (ahli hadits), dan termasuk ciri2 org zindiq (munafiq) yaitu suka menggelari ahli atsar sebagai penghafal catatan kaki, yang mereka inginkan adalah membatalkan atsar sebagai sumber hukum.

Termasuk ciri2 qadariyah (orang2 yang mengingkari adanya takdir) adalah menggelari ahlus sunnah dengan jabariyah (orang2 yang bergantung kepada takdir dan meninggalkan usaha).

Diantara ciri2 jahmiyyah (orang2 yang mengingkari nama2 dan sifat Allah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan musyabihah (orang2 yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk).

Diantara ciri2 rafidhah (syiah) adalah menggelari ahlus sunnah dengan sebutan nabithah dan nashibah (orang2 yang membenci ahli bait).

Abu 'utsman berkata: "Saya melihat bahwa ahli bid'ah yang menggelari ahlus sunnah (namun dengan karunia dari Allah, tuduhan tersebut tidaklah benar dan tidak pantas disandarkan kepada ahlus sunnah) mereka (ahli bid'ah) mengikuti jalannya musrikin (semoga Allah melaknat mereka) yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan gelar2 yang tidak pantas. 

Diantaranya ada yang menggelari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, dukun, ahli sya'ir, orang gila, orang kesurupan, pembohong, tukang nyleneh dan lain sebagainya. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat jauh dari semua 'aib tersebut. Beliau adalah Nabi dan Rasul yang terpilih.

Allah berfirman:

انْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الْأَمْثَالَ فَضَلُّوا فَلَا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلًا


"Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan2 tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang
kerasulanmu)."
(Al-Furqan:9).

Demikian juga halnya dengan ahlu hadits yang diberi gelargelar buruk oleh ahli bid'ah padahal ahlu hadits sangat jauh dan bersih dari celaan tersebut. Ahlu hadits adalah orang2 yang berpegang teguh dengan sunnah yang bersih, sistem kehidupan yang diridhai oleh Allah ta'ala, jalan2 yang lurus dan hujjah yang kokoh.
Allah telah menganugrahi ahlu hadits untuk dapat meneladani apa yang terdapat dalam kitab-Nya, wahyu-Nya dan firman-Nya, meneladani Rasul-Nya dalam setiap hadits dimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan umatnya untuk berlaku baik, dalam ucapan dan perbuatan serta mencegah mereka untuk
berbuat kemungkaran.

Allah juga menolong ahlu hadits untuk dapat berpegang teguh dengan sistem kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Allah-pun menjadikan mereka sebagai pengikut para wali yang terdekat. Allah juga melapangkan dada mereka untuk mencintai beliau,
mencintai para ulama umat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"al mar'u ma'a man ahabba - Seseorang akan bersama orang yang dicintainya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar