Kamis, 29 Agustus 2013

Bermimpi Melihat Nabi [BANTAHAN WASIAT BOHONG]


Wasiat Bohong Bermimpi Melihat Nabi


Tanya:
Akhir-akhir ini tersebar sebuah wasiat dari orang yang disebut Syaikh Ahmad, khadam Masjid Nabawi. Disebutkan di dalamnya bahwa dia melihat Nabi dalam mimpinya, lalu Nabi mewasiatkan beberapa perkara kepadanya, di antaranya adalah agar menyebarkan wasiat itu dan tidak menyembunyikannya. Kami lihat sebagian orang terkait hatinya dengan wasiat tersebut. Mereka sangat takut menyia-nyiakannya agar tidak terkena sanksi berat bagi yang tidak menyebarkannya. Kami lihat sebagian orang terkait hatinya dengan wasiat tersebut. Mereka sangat takut menyia-nyiakannya agar tidak terkena sanksi berat bagi yang tidak menyebarkannya.
Bagaimana hukum syari tentang hal ini?


Jawab:
Kita tidak mengingkari bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dapat dilihat di dalam mimpi 1)
Akan tetapi, di dalam wasiat itu terkandung beberapa masalah yang menujukkan kebohongannya, dan semakin menegaskan bahwa ia termasuk tipu daya syaithan. Hanya orang yang lemah lagi gelap hati saja yang mau membenarkannya. Adapun ahli tauhid dan ahli ilmu, cahaya ilmu yang mereka miliki telah membakar tulisan yang batil lagi rusak tersebut. Di antara kebohongan itu adalah:

* Di dalam sebagian cetakan wasiat itu disebutkan bahwa ketika Syaikh Ahmad bersiap-siap hendak tidur setelah membaca al-Qur`an pada hari Jumat, tiba-tiba ia melihat pemilik cahaya (yaitu Nabi) muncul dan berkata, Ya Syaikh Ahmad! Aku malu kepada Tuhanku dan para malaikat disebabkan dosa-dosa umatku. Ini menunjukkan bahwa ia melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga sebelum tidur. Ulama sepakat bahwa itu adalah dusta sebab Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak akan dibangkitkan dari kubur beliau melainkan pada saat manusia akan dihadapkan kepada Allah, Rabb Semesta Alam. Beliaulah yang pertama sekali dibangkitkan dari kuburnya.Kemudian mengapa beliau harus malu kepada Tuhannya dan para malaikat jika beliau sudah menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia? Bukankah Allah telah berfirman,
Maka berilah peringatan karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan, kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (al-Ghasyiyah: 21-22)
Sesungguhnya kewajiban engkau hanyalah menyampaikan. (al-Ghafir : 51)

* Di dalam wasiat dusta itu disebutkan bahwa dari Jumat ke Jumat sebanyak 160.000 orang umat Islam mati di atas agama selain Islam. Ini adalah berita gaib, hanya Allah saja yang mengetahuinya, sedangkan wahyu telah terputus dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam setelah beliau wafat. Bukankah akan dikatakan kepada beliau nanti ketika berada di tepi telaga di padang mahsyar, Engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka (orang-orang yang terlempar dari telaga –pent) ada-adakan sepeninggalmu. Sesungguhnya mereka telah murtad sepeninggalmu. Nabi berkata seperti perkataan hamba Allah yang shalih, yaitu Isa.
Dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al Maidah 117)

* Di dalam wasiat itu disebutkan bahwa akan diampuni dosa-dosa penulis dan penyebarnya, berikut dosa kedua orang tuanya, dan akan dibangunkan baginya rumah di surga. Akan dilunaskan seluruh hutang-hutangnya serta akan dicukupkan dari kemiskinan. Kemudian sebaliknya sanksi bagi yang tidak menulis dan tidak menyebarkannya.
Cobalah perhatikan wasiat dengan kebohongan seperti itu sudah dianggap lebih penting dan lebih utama daripada Al Qur`an. Seorang yang menulis Al Qur`an saja tidak mendapat pahala seperti itu dan bagi yang tidak menulis Al Qur`an juga tidak diancam sanksi seperti itu. Kenyataan telah membuktikan kebatilannya. Dan kami telah menganggapnya dusta semenjak kami mendengarnya beberapa tahun yang lalu. Dan alhamdulillah tidak terjadi apapun atas kami bahkan sebaliknya orang yang mempercayainya semakin bertambah utang-utangnya dan semakin miskin hidupnya. Saya khawatir demikian pula nasibnya nanti di akhirat. Janji pahala yang muluk-muluk serta ancaman yang berlebih-lebihan seperti itu adalah salah satu bukti kebohongan atas nama Allah dan Rasul-Nya. Barang hina yang jelas kebatilannya itu tidak akan laku bagi kaum muslimin jika mereka paham tentang agama mereka. Seseorang dapat mempercayainya akibat berpaling dari ilmu agama yang wajib dituntutnya, sehingga hidupnya bagaikan tertawan oleh khayalan dan kebodohan orang gila dan mimpi orang jahil.

Barangsiapa yang tiada diberi cahaya petunjuk oleh Allah tiadalah ia mempunyai cahaya sedikitpun. (An-Nur: 40).

Tujuan wasiat-wasiat seperti itu adalah memalingkan umat dari agama mereka, sehingga hati mereka terkait kepadanya. Orang-orang yang lengah menyangka diri mereka akan menjadi penghuni surga dengan mengurus dan menyebarkannya, walaupun mereka meninggalkan shalat lima waktu dan mengerjakan perbuatan mungkar.
Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Mereka tidak mengatakan sesuatu kecuali dusta. (Al-Kahfi : 5)

Telah datang peringatan-peringatan terhadap wasiat dusta itu dari beberapa ulama, dipelopori oleh Imam Ahlus Sunnah Wal Jamaah pada abad ini, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, semoga Allah merahmati beliau. Dan telah saya rangkum peringatan dari mereka tersebut di dalam kumpulan fatwa ini. Mereka juga menghimbau kaum muslimin agar berpegang teguh dengan Al Quran dan As Sunnah. Menurut keyakinan kami, seseorang yang bergeser dari agamanya disebabkan wasiat batil tersebut, maka ia akan menjadi pengikut dajjal atau sejenisnya jika Allah tidak mencurahkan rahmat-Nya kepadanya. Sebab, Allah akan menunjukkan perkara-perkara aneh serta fitnah melalui tangan dajjal. Hanya orang –orang yang diberi hidayah Allah sajalah yang mampu menghadapinya. Kepada Allah sajalah tempat mengadukan keterasingan pengikut kebenaran dan banyaknya pengikut kebatilan. Mahabenar Allah dengan firman-Nya.
Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat) (Al-Mukmin 51) 2)

Catatan kaki:
1. Imam Bukhari menulis di dalam kitab shahih beliau sebuah bab dengan judul: Seseorang Melihat Nabi di dalam Mimpi. Beliau mencantumkan sebuah hadits dari Abu Hurairah yang berbunyi: Barangsiapa yang bermimpi melihatku di dalam mimpinya, maka sungguh ia telah melihat aku (seperti waktu terjaga) sebab syaithan tidak bisa menyerupaiku. (HR Bukhari). Ibnu Sirrin berkata, Yaitu apabila ia itu telah melihat bentuk asli beliau. pent.]

2. Kisah wasiat palsu itu hampir sama dengan kisah surat perjanjian palsu, yaitu sebuah kisah yang terjadi pada bulan Syawal tahun 701 H. Pada waktu itu diadakan sebuah majelis yang dihadiri oleh orang-orang Yahudi Khaibar. Majelis tersebut memutuskan bahwa mereka diwajibkan membayar jizyah (upeti) seperti pendahulu mereka. Tiba-tiba mereka mengeluarkan sebuah surat perjanjian dari Rasulullah,menurut pengakuan mereka. Isinya menyebutkan bahwa Nabi menghapus jizyah atas orang-orang Yahudi. Ketika diteliti oleh para ahli fiqih ternyata surat itu palsu. Ibnu Katsir mengatakan :Aku sudah melihat langsung surat itu, di dalamnya terdapat persaksian dari Saad bin Muadz pada hari Khaibar, padahal ia telah wafat beberapa tahun sebelumnya. Silahkan lihat kisahnya didalam kitab Bidayah wa Nihayah 14/ 20.Pent.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar